Tugas
Pendidikan Agama Islam “Manusia (Hakikat, Martabat, Tanggung Jawab)” yang di
bimbing oleh Bapak Muhrian Noor, S.Ag
Disusun oleh (Kelompok 2) :
· Zuher
NIM
: 310112022042
· Nurima
NIM
: 310112022098
· Laila Autari
NIM
: 310112022130
· Nurmaliani
NIM
: 310112022139
· Muhammad Hilman Hidayat
NIM
: 310112021990
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji dan
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau
mengambil tema tentang Manusia (hakikat, martabat, tanggung jawab manusia). Dan
harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
Tiada
kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan
menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Selamat belajar dan semoga sukses …!!!
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Banjarbaru, September 2012
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Judul ……………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar
……………………………………………………………..…………………….. ii
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I.
Pendahuluan ……………………………………………………………………........... 1
BAB II.
Isi Bahasan ............................................................................................................
2
Manusia
.............................................................................................................................
2
A. Hakikat
Manusia ......................................................................................................
3
B. Martabat
Manusia
...................................................................................................
4
C.
Tanggung Jawab Manusia ..................................................................................
6
BAB III.
Penutup..................................................................................................................
8
A.
Kesimpulan ………………………………………………………………….................. 8
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………...
9
BAB
I
PENDAHULUAN
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik.
Karena selalu menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas.
Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi
dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis)
hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi
dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang
beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia
diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam
tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi
manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan
menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia,
dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan
tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat Al-Qur’an, dapat
disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah
bertanya kepada manusia sebagai berikut
: "Apakah kamu mengira bahwa kami
menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar
Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia
akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua
perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak
lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.
BAB II
ISI BAHASAN
v MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik
(positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja
pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosial. Karena bukan hanya
diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu
manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu
:
·
ABINENO
J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
·
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
·
I
WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
·
OMAR
MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
A.
Hakikat
Manusia
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi
nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling
sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib
bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul
kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan
mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam
surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59,
As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Ayat-ayat yang
menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara
lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari
tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi.
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti
bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai
kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad (
al-Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan
lain-lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal (
al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran
159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah
manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafsu adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan
Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat
yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19
), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ),
suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain
sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafsu , sedang yang dapat
mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan
manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang
tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air
yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah,
ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu.
B.
Martabat
Manusia
Martabat saling berkaitan dengan
maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat
seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan
tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan
spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa
tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan
pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat
naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga
dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir
ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi
dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan
menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada
riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada
maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di
hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses sebagai berikut :
- Taubat;
- Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
- Merasa miskin diri dari segalanya;
- Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa;
- Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
- Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
- Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
- Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
- Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya;
- Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
Dengan melalui
latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba akan
muncul sifat berikut :
- Ketenangan jiwa;
- Harap kepada Allah Swt;
- Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
- Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.
Untuk mendapatkan point di atas,
seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan maqam di bawah ini, tetapi
melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun hasilnya akan
dapat di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :
- Taubat;
- Zuhud;
- Sabar;
- Syukur;
- Khauf (takut);
- Raja’ (harap);
- Tawakkal;
- Ridha;
- Muhibbah.
C.
Tanggung
Jawab Manusia
Manusia di
dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga
merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab,
mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung
jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras
dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu
memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut
semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya
setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut
kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah
yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda,
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
·
Macam-Macam Tanggung Jawab
a. Tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai
“harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung jawab
masing-masing.
b. Tanggung
jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan
anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
c. Tanggung
jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk
sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan
anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa /
Negara
Suatu
kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu
negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa
berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kan kepada negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia
mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak
bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci
melalui berbagai macam agama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia
telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal, nafsu,
dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia
dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya,
dan manusia mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab nya
masing-masing. Sementara qalbu yang diarahkan kepada penghayatan firman-firman
Allah melalui proses dzikir
melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan
potensi akal secara terpisah dari qalbu
akan melahirkan materialisme yang kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan
mistisisme yang statis dan beku. Karena itu, seluruh potensi yang dimiliki
manusia semestinya digunakan secara terpadu. Keterpaduan dalam penggunaan
potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan sosok manusia yang utuh dan
sempurna.
Daftar
Pustaka
Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.
Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.
Sauri
Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam.
Bandung : Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar